INTERPRETER GADUNGAN – Jadi tour guide orang asing bagaimana rasanya sih? Dibayar? Mahalkah? Jalan jalan kemana aja? Kalo dia minta menggunakan bahasa Jepang bagaimana? Iya, soalnya dia orang Jepang yang kerja di Indonesia. Mahasiswa Jepang juga? Bagiaman pengalamanmu selama ini?
Pengalaman Tour Guide
Itulah beberapa pertanyaan yang mungkin ditanyakan jika kamu akan menjadi tour guide bagi orang asing. Saat ini aku cuma bawa orang Jepang untuk jalan jalan. Sebelumnya pernah sih interview, dll. dengan orang Eropa, cuma nggak jadi jalan jalannya. Saat itu aku ikutan club bahasa Inggris di Daarut Tauhid.
Beberapa pengalaman selama jadi tour guide aku dapatkan saat menjadi mahasiswa di Bandung. Lalu pengalaman di pekerjaan adalah saat aku menjadi interpreter sebuah perusahaan Jepang.
Beberapa orang Jepang yang telah selesai bekerja sesuai target menginginkan jalan jalan selama mereka di Indonesia. Beberapa tempat yang bisa jadi destinasi wisata adalah ke laut atau mall mall Jakarta. Kenapa nggak di tempat alami? Banyak sih, cuma kita juga harus mempertimbangkan waktu yang ada. Terkadang mereka ingin ke tempat indah yang alami, tapi perjalananya terlalu jauh dari Jakarta, jadi terlalu banyak waktu terbuang.
Baca Juga:
Destinasi di Jakarta
Destinasi malam yang belum pernah aku lakukan adalah di Blok * yang sering didatangi oleh orang Jepang. Di tempat itu tumbuh subur tempat hiburan bagi ekspatriat dan juga da beberapa supermarket yang mirip dengan supermarket Jepang.
Pengalaman tour guide saat menjadi mahasiswa
Saat jadi mahasiswa bahasa Jepang dulu, aku pernah di ajak senior untuk menemani mahasiswa Jepang di Bandung. Kita ajak makan di warung sunda dan juga Ciwalk. Hihihi mau jalan jalan ke tempat jauh terlalu banyak orang dan pasti akan ribet dengan kendarannya karena belum direncanakan. Makanya tujuan yang gampang ya di Ciwalk dan saung makan sunda.
Mereka merasakan rasa baru dari makanan Indonesia khas sunda. Katanya enak dan pedas.
Kejadian pahit saat menjadi tour guide pemula
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh tour guide saat menemani mereka. Salah satunya adalah menjawab pertanyaan yang cukup tricky. Penjual pernak pernik di Indonesia terkadang kurang ramah saat menghadapi orang Jepang. Kita pernah disemprot saat berada di Ciwalk. Padahal jika lebih ramah, pasti akan menyenangkan. Satu Japanese di teror terus dengan pertanyaan “Beli barang ini dong”.
Nah, karena orang Jepang itu gerah, dia menanyakan aku harganya berapa? Saat itu harganya sangat mahal, dan aku bilang jujur. Ini salah ya, jangan sekali kali bilang barang tersebut mahal atau murah, tapi bilang aja, “Harganya sekian, kalo menurutmu bagaimana?” Tanya balik. Karena aku salah jawab dengan polosnya bilang “mahal,” penjualnya marah karena dia juga mengerti bahasa Jepang sedikit sedikit. Gawat. Penjualnya marah terus karena aku bilang mahal. Aku bilang aja maaf pak, mereka mahasiswa, kita juga nggak berniat beli. Selama perjalanan di Ciwalk nggak nyaman banget karena penjual itu marah marah. Salah aku juga kali ya. Pokoknya jika tricky, tanya balik aja ke Japanesenya. Jika mau beli, ya nanti kita bantu tawar.
Cara merapikan rumah ala Marie Kondo
Pengalaman lainnya adalah saat jadi tour guide expatriat. Saat itu mereka harus tinggal selama sebulan di Indonesia. Setiap minggunya interpreter diminta untuk menemani mereka ke mall atau tempat tertentu agar mereka nggak bosan. Aku yang buta Jakarta dan bingung tempat mana yang harus aku ajak agar mereka terhibur. Aku sebutkan beberapa tempat seperti Jakarta Kota, Monas, Istiqlal, Museum Gajah telah mereka singgahi di kedatangan mereka sebelumnya. Akhirnya aku ajak mereka aja ke mall Indoneisa. Tapi mall juga mungkin lebih bagus Jepang kali ya, jadi mereka juga nggak begitu antusias. Karena mereka udah sepuh, mereka lebih suka ngobrol dengan kita tentang segala macam hal.
Lain cerita ketika aku harus membawa satu keluarga Jepang ke Istiqlal, Museum Gajah dan Katedral. Ini benar benar pengalaman pertama aku menjadi tour guide amatiran. Banyak sekali hal hal yang nggak aku mengerti, apalagi saat aku masuk ke Museum Gajah. Diluar dugaan mereka suka sejarah dan aku gelagapan karena sejarah Indonesia benar benar 0 banget.
Menjadi Tour Guide Orang Jepang sehari di Jakarta
Apakah dibayar menjadi tour guide?
Apakah dibayar saat menjadi tour guide mereka? Atau masuk biaya lembur? Soalnya membantu mereka di hari libur. Jawabannya adalah gratis, tanpa bayar sepeserpun. Hahaha Biarlah, nanti akan dibayar oleh yang Maha Kuasa aja. Itu aja aku bersyukur sih, soalnya beberapa Japanesenya ramah, bahkan mentraktir aku.
Jadi jangan bermimpi akan ada penyewaan ini dan itu. Masih untung dikasih ongkos untuk masuk wahana tertentu atau uang makan. Semoga perusahaan kalian lebih bagus ya biar dibayar secara profesional.
Mungkin bagi yang profesional, mereka akan dibayar mahal oleh yayasan atau tempat tour mereka, tapi jika aku, aku diberi terimakasih. Yeah. Bagaimana dengan pengalamanmu selama jadi tour guide orang Jepang?